Apakah keajaiban itu ada?
Apakah dia hanya buah daripada sebuah angan
Harapan tak kasat mata
Yang berujung pada kesetiaan tak beralasan
Katamu, aku harus percaya
Percaya dia ada, maka dia ada
Seperti halny, ketika kau percaya adanya Tuhan
Dia ada dalam prasangka hamba-Nya
Namun, apalah arti keajaiban berbuah keraguan?
Hanya membuat tersenyum getir tak tertahankan
Jelaskan aku jika kau memahaminya
Ajari aku untuk sekedar percaya
Karena dia bukanlah ilmu matematika
Yang mampu kuhitung dan diperhitungkan
Terdengar lancang, memang
Namun, aku bukanlah dirimu
Percaya karena kau berasaskan siapa di belakangmu
Aku berdiri sendiri
Memahami tanpa ada yang mengajari
Lantas, apakah itu bisa disebut ilmu?
Karena itu…
Ajarilah aku
Tempalah aku
Bukankah ‘percaya’ itu saling berbagi kebahagiaan?
Atau bagimu, hanya menuai kebahagiaan?