Tak pelak, selama 3 hari disini. Mengamati, menelaah, mempelajari apa yang kulihat, kudengar, & kurasakan. Kita memang tercipta dari satu rahim. Berawal dari Nabi Adam, Qabil, Habil, Syits, hingga berangsur-angsur, dunia melewati jutaan bahkan trilyunan masa. Baik itu masa kegelapan, terang atau apapun itu. Ketika agama di nomer satukan, atau bahkan diakhirkan. Akal menjadi sumber pengetahuan. Pecah perang antar negara, saudara, kaum berasaskan nafsu, ambisi, harta dan apapun itu demi kepentingan pribadi.
Alam memberontak. Tak dinyana diatas tubuhnya terjadi bencana. Terpecahlah dunia, tsunami, banjir, gempa dan apapun itu. Bukan alam membenci. Namun, alam amat menyayangi kita. Seberapa kuatnya kah rasa persaudaraan, kekeluargaan, toleransi sesama saudara kita.
Kehidupan ini terus berpilin, berjalan, berangsur hingga lahirlah kita terbagi di berbagai daerah, negara, dengan jutaan bahasa, tradisi, adat, agama, pengetahuan.
Lalu, sebenarnya menilik hakikat keberadaan kita.
Sebenarnya, apakah ada alasan logis bagi kita?
Alasan logis bagi hati kecil untuk saling memusuhi jiwa serumpun ?